Di sebuah Desa Peri yang indah, di mana bunga-bunga bisa tumbuh menjadi keinginan, hiduplah Putri Luma. Rambutnya berwarna merah muda cerah seperti bunga mawar, dan ia memiliki hati yang sangat baik. Putri Luma bisa berbicara dengan kupu-kupu, dan dia sangat mencintai kebunnya. Salah satu hal yang paling disukainya adalah kebun tempat keinginan tumbuh menjadi bunga. Tiara Putri Luma terbuat dari bintang jatuh, dan selalu berkilauan.
Suatu pagi yang cerah, Putri Luma berjalan-jalan di kebunnya. Ia melihat sesuatu yang aneh. Bagian kebun tempat bunga keinginan seharusnya bersinar, kini redup. "Aduh," kata Putri Luma, "Ada apa ini?" Ia memutuskan untuk mencari tahu.
"Aku butuh bantuan," gumam Putri Luma. Ia tahu siapa yang bisa membantunya. Ia mencari sahabat-sahabatnya. Pertama, ia mencari Zuzu, si Kucing Gelembung. Zuzu sedang bermain dengan gelembung-gelembung ajaib yang mengapung di udara, setiap gelembung bernyanyi lagu yang berbeda. Kucing Zuzu berwarna biru langit, dan bulunya berubah warna sesuai dengan musik yang sedang dimainkannya.
"Zuzu!" panggil Putri Luma. "Ada yang aneh di kebun keinginan saya." Zuzu segera datang mendekat, ekornya bergerak-gerak karena penasaran. "Gelembungku bisa membuatmu senang," kata Zuzu, "Tetapi, aku tidak tahu apa yang salah." Putri Luma tersenyum, "Aku tahu kau bisa membantu, Zuzu!"
Kemudian, mereka pergi mencari sahabat mereka yang lain, Frizzle, sang Naga Pelangi. Frizzle memiliki sisik yang berkilauan, yang berubah warna sesuai dengan emosinya, dan menyemburkan gemerlap, bukan api. Frizzle sangat suka berpesta teh di puncak gunung. Mereka menemukannya sedang bersiap-siap untuk pesta teh.

"Frizzle!" seru Putri Luma. "Kebun impianku redup!" Frizzle mengangguk, "Aku bisa membantumu! Aku bisa meninggalkan jejak pelangi yang berkilauan untuk membantumu menemukan jalan." Dan Frizzle sudah siap untuk bertualang, membayangkan semua kegiatan yang akan mereka lakukan.
Ketiga sahabat ini, dengan keterampilan yang berbeda, memulai pencarian untuk mengembalikan cahaya ke kebun impian. Mereka harus mengikuti petunjuk. Petunjuk pertama adalah teka-teki, seperti yang sangat disukai Penelope. "Kalian harus mencari di mana embun pagi menari," kata Putri Luma. "Embun pagi menari di kelopak mawar," jawab Zuzu. "Ayo, kita pergi!" seru Frizzle, yang sangat senang. Mereka menuju ke mawar merah terbesar di kebun. Di sana, mereka menemukan sebuah petunjuk kecil.
Petunjuk kedua adalah sebuah lagu. Zuzu membantunya dengan menyanyikan lagu yang sangat indah, dan mereka mendapatkan petunjuk baru. Petunjuk ini mengarah ke kolam berkilauan di mana teratai menari seperti balerina yang hebat, seperti yang disukai Mariana.
Saat mereka mengikuti jejak gemerlap yang dibuat Frizzle, mereka melihat sesuatu yang tidak biasa. Di atas kebun, ada awan yang cemberut. Awan itu bergoyang-goyang dan terlihat sangat kesal.
"Awan itu tampak sedih," kata Putri Luma, dengan nada khawatir. Ia teringat bahwa awan itu sering kali muncul di langit. Putri Luma kemudian memiliki ide. "Mungkin awan itu yang menyebabkan kebun kehilangan cahayanya!"
Mereka mencoba untuk mendekati awan, tetapi awan itu terus menjauh. Frizzle menyemburkan gemerlap yang sangat terang, membuat jalur yang indah, tetapi awan itu menghindar. Zuzu mencoba menyanyikan lagu gembira, tetapi awan itu hanya semakin kesal. "Kita harus melakukan sesuatu," kata Zuzu, dengan cemas.

Putri Luma memejamkan mata, lalu berbicara kepada kupu-kupu. "Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya. Kupu-kupu itu berbisik, "Awan itu kesepian dan kusut. Ia perlu dihibur dan dibantu."
Putri Luma kemudian mendapatkan ide. Ia meminta Zuzu untuk menyanyikan lagu yang lembut, sebuah lagu tidur yang sangat menenangkan. Zuzu menyanyikan lagu dengan suara yang indah. Lalu, Putri Luma meminta Frizzle untuk menyemburkan gemerlap yang paling lembut dan berwarna-warni.
Saat suara Zuzu dan gemerlap Frizzle menyatu, awan perlahan-lahan berubah. Kesedihannya memudar, dan senyum kecil muncul di wajahnya. Putri Luma, dengan lembut, menggunakan kata-kata yang penuh kasih sayang untuk berbicara dengan awan. Ia mengatakan bahwa awan itu tidak sendirian, bahwa ia punya sahabat.
Dengan kelembutan, Putri Luma melepaskan awan dari tanaman bunga keajaiban. Putri Luma dengan hati-hati menarik awan dari tanaman-tanaman itu, dan awan itu menghela napas lega. Perlahan, cahaya mulai kembali ke kebun impian. Bunga-bunga mulai bersinar lagi, meskipun beberapa bunga masih sedikit layu. Tapi, keajaiban itu kembali!
Mereka semua merayakan kesuksesan mereka dengan pesta teh yang meriah di puncak gunung, seperti yang selalu dinikmati Frizzle. Zuzu memainkan melodi yang indah dari gelembung-gelembungnya, dan Frizzle membuat jejak pelangi di langit. Putri Luma tersenyum, ia tahu bahwa persahabatan, kerja sama, dan pengertian adalah kunci untuk memecahkan masalah, bahkan yang paling sulit sekalipun. Mereka tahu bahwa bahkan jika tidak semua hal sempurna, mereka bisa selalu bahagia bersama. Mereka tahu bahwa dunia yang paling indah ada di dalam hati mereka.
Penelope dan Mariana, jika mereka berada di sana, akan ikut bergembira dengan semua sahabat ini. Mereka bisa mencoba untuk memecahkan lebih banyak teka-teki bersama, dan menari seperti balerina di antara bunga-bunga.